BONGKAHAN BATU AKIK FOSIL ASAL KABUPATEN BELU
Indonesia sebenarnya adalah surga bagi para pecinta
batu akik ataupun batu mulia. Beberapa belahan nusantara tersebar lempengan lapisan tanah yang diyakini
terpendam fosil kayu yang berusia ribuan
bahkan jutaan tahun. Salah satunya adalah Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur,
Kabupaten yang terletak paling timur dari Propinsi ini dan tepatnya berada di
Pulau Timor, menyimpan banyak varian dari fosil kayu yang telah membatu tersebut.
Seperti kita ketahui kabupaten yang berbatasan langsung
dengan Negara Timor Leste ini, memiliki kondisi alam yang terbilang unik,
sehingga tidak mengherankan kalau di kabupaten ini banyak ditemukan fosil –
fosil kayu yang telah membatu yang merupakan khas dari daerah ini.
Mungkin kita pernah mendengar atau bahkan melihat tentang
batu
akik atau batu mulia yang berasal dari fosil kayu. Sebelum berbicara
lebih jauh tentang batu fosil kayu dari daerah Belu ini, ada baiknya kalau kita
mengetahui terlebih dahulu bagaimana fosil kayu ini terbentuk.
Proses Pembentukan Fosil Kayu
Fosil kayu yang membatu adalah sejenis fosil, yaitu fosil kayu di mana semua bahan organiknya telah
digantikan oleh mineral (biasanya sejenis silikat, seperti quartz), dengan
struktur kayunya yang tetap
terjaga. Proses fosil terjadi di
bawah tanah ribuan bahkan jutaan tahun yang lalu, ketika kayu terkubur di bawah lapisan
sedimen. Air yang banyak mengandung mineral masuk ke dalam sel-sel tanaman melalui proses difusi dan sementara lignin dan selulosa membusuk, mereka digantikan oleh batu.
Umur Fosil-fosil kayu sangat mempengaruhi warna karena adanya proses
tekanan dan pergesekan dengan kulit bumi selama bertahun-tahun. Menurut info,
yang berwarna alam seperti coklat, hitam, atau putih telah berumur sedikitnya 25 juta tahun. Panjangnya ada yang mencapai sekitar 6 meter dengan diameter
berlebar 1 meter. Beratnya, untuk panjang 5 meter dan diameter setengah meter,
beratnya bisa mencapai 5 ton. Hal ini disebabkan struktur mineral yang sudah mendominasi
secara total menggantikan struktur organik kayu tersebut.
Beberapa proses yang mempengaruhi terbentuknya fosil
- Histometabasis, Penggantian sebagian tubuh fosil tumbuhan dengan pengisian mineral lain (contoh : silika) dimana fosil tersebut diendapkan.
- Permineralisasi , Histometabasis pada binatang.
- Rekristalisasi, Berubahnya seluruh/sebagian tubuh fosil akibat tekanan & temperatur yang tinggi, sehingga molekul-molekul dari tubuh fosil (non-kristalin) akan mengikat agregat tubuh fosil itu sendiri menjadi kristalin.
- Replacement/Mineralisasi/Petrifikasi, Penggantian seluruh bagian fosil dengan mineral lain.
- Dehydrasi/Leaching/Pelarutan
- Mold/Depression, Fosil berongga dan terisi mineral lempung.
- Trail & Track
Nilai Sebongkah Fosil Kayu
Mungkin kita pernah bertemu atau melihat beberapa
jenis batu yang kelihatannya seperti kayu tetapi cukup keras seperti batu, pada
kenyataannya sebenarnya apa yang kita lihat itu adalah sebongkahan fosil kayu
yang telah mengeras.
Bukanlah mudah untuk bertemu
dengan kayu fosil atau yang sejenis dengannya.
“Fosil adalah bahan atau benda artifak yang cukup unik akan kejadiannya,
ia dianggap berharga disebabkan kesukaran
mendapatkannya, dan juga ia merupakan sesuatu yang cukup lama usianya”.
Namun begitu kita harus
berhati hati agar tidak tertipu dengan mereka yang mengaku memiliki bongkahan fosil
kayu, mungkin benar mereka memilikinya atau pun tidak.
Banyak kalangan yang belum sepenuhnya paham dengan Fosil Kayu terkait dengan ”nilai”nya. Bila ditelisik lebih jauh,
selain sebagai komoditas, sebenarnya Fosil
Kayu memiliki nilai sejarah yang tak ternilai. Bagaimana bisa kita
membayangkan sebuah tanaman yang sudah hidup ribuan bahkan jutaan tahun yang
lalu. Karena Fosil kayu adalah sisa pohon dari zaman purba yang masih bisa
dijumpai pada masa kini dalam bentuk kayu dengan struktur utuh yang telah membatu.
Proses terbentuknya fosil kayu terjadi karena proses mineralization
kayu secara kimiawi dan fisika lewat proses waktu yang maha panjang dan selama ribuan
bahkan jutaan tahun.
Keberadaan Fosil
kayu memang sudah lama terngiang diburu orang untuk dijadikan koleksi
karena tampilannya yang khas dan unik. Karena bisa dalam satu fosil warnanya
beragam, benda itu kini menjadi benda eksklusif yang layak dikoleksi oleh
penggemar fosil kayu.
Fosil kayu mempunyai ciri-ciri seperti kayu pada umumnya
makanya mudah diidentifikasi secara kasat mata. Jika dilihat dengan mikroskop,
struktur sel-selnya pun mirip sel kayu hidup. Hanya materialnya sudah
tergantikan dengan mineral alam dan bukan lagi organik nabati.
Beberapa Varian Fosil Kayu dan Mineral asal Kabupaten Belu
Jenis "Fire Opal" (jenis fosil mineral yang bukan berasal dari tumbuhan)
Jenis fosil kayu pancawarna
Model beberapa jenis pohon yang telah menjadi fosil
Jenis "Red Opal" yang langka
Diduga dari batang pohon asam yang telah menjadi fosil
Jenis fosil kayu yang telah mengalami kristalisasi
Beberapa jenis bahan kalimaya timor
Dua jenis "Gold Opal" yang amat langka
Jenis Pancawarna asal Kabupaten Belu
Varian varian fosil kayu ini sebetulnya masih sangat
banyak di Kabupaten paling timur dari Propinsi Nusa Tenggara Timur ini, hanya saja
belum teridentifikasi seluruhnya. Foto – foto di atas, diperoleh dari seorang
kolektor batu mulia asal Kabupaten tersebut yang berdomisili di Haliwen,
sekitar 2 km dari arah Bandar Udara Adisucipto – Atambua Kabupaten Belu.
Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi para kolektor batu akik ataupun batu mulia Indonesia.
Anda tertarik? silahkan berkunjung ke daerah ini.
Rgds,