Rabu, 22 Juli 2015

Bongkahan Batu Fosil Asal Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur

BONGKAHAN BATU AKIK FOSIL ASAL KABUPATEN BELU

Indonesia sebenarnya adalah surga bagi para pecinta batu akik ataupun batu mulia. Beberapa belahan nusantara tersebar lempengan lapisan tanah yang diyakini terpendam fosil kayu yang berusia ribuan bahkan jutaan tahun. Salah satunya adalah Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur, Kabupaten yang terletak paling timur dari Propinsi ini dan tepatnya berada di Pulau Timor, menyimpan banyak varian dari fosil kayu yang telah membatu tersebut.

Seperti kita ketahui kabupaten yang berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste ini, memiliki kondisi alam yang terbilang unik, sehingga tidak mengherankan kalau di kabupaten ini banyak ditemukan fosil – fosil kayu yang telah membatu yang merupakan khas dari daerah ini.
Mungkin kita pernah mendengar atau bahkan melihat tentang batu akik atau batu mulia yang berasal dari fosil kayu. Sebelum berbicara lebih jauh tentang batu fosil kayu dari daerah Belu ini, ada baiknya kalau kita mengetahui terlebih dahulu bagaimana fosil kayu ini terbentuk.

Proses Pembentukan Fosil Kayu
Fosil kayu yang membatu adalah sejenis fosil, yaitu fosil kayu di mana semua bahan organiknya telah digantikan oleh mineral (biasanya sejenis silikat, seperti quartz), dengan struktur kayunya yang tetap terjaga. Proses fosil terjadi di bawah tanah ribuan bahkan jutaan tahun yang lalu, ketika kayu terkubur di bawah lapisan sedimen. Air yang banyak mengandung mineral masuk ke dalam sel-sel tanaman melalui proses difusi dan sementara lignin dan selulosa membusuk, mereka digantikan oleh batu.

Umur Fosil-fosil kayu sangat mempengaruhi warna karena adanya proses tekanan dan pergesekan dengan kulit bumi selama bertahun-tahun. Menurut info, yang berwarna alam seperti coklat, hitam, atau putih telah berumur sedikitnya 25 juta tahun. Panjangnya ada yang mencapai sekitar 6 meter dengan diameter berlebar 1 meter. Beratnya, untuk panjang 5 meter dan diameter setengah meter, beratnya bisa mencapai 5 ton. Hal ini disebabkan struktur mineral yang sudah mendominasi secara total menggantikan struktur organik kayu tersebut.

Beberapa proses yang mempengaruhi terbentuknya fosil

  • Histometabasis, Penggantian sebagian tubuh fosil tumbuhan dengan pengisian mineral lain (contoh : silika) dimana fosil tersebut diendapkan.
  • Permineralisasi , Histometabasis pada binatang.
  • Rekristalisasi, Berubahnya seluruh/sebagian tubuh fosil akibat tekanan & temperatur yang tinggi, sehingga molekul-molekul dari tubuh fosil (non-kristalin) akan mengikat agregat tubuh fosil itu sendiri menjadi kristalin.
  • Replacement/Mineralisasi/Petrifikasi, Penggantian seluruh bagian fosil dengan mineral lain.
  • Dehydrasi/Leaching/Pelarutan
  • Mold/Depression, Fosil berongga dan terisi mineral lempung.
  • Trail & Track

Nilai Sebongkah Fosil Kayu
Mungkin kita pernah bertemu atau melihat beberapa jenis batu yang kelihatannya seperti kayu tetapi cukup keras seperti batu, pada kenyataannya sebenarnya apa yang kita lihat itu adalah sebongkahan fosil kayu yang telah mengeras.
Bukanlah mudah untuk bertemu dengan kayu fosil atau yang sejenis dengannya.


Fosil adalah bahan atau benda artifak yang cukup unik akan kejadiannya, ia dianggap berharga disebabkan kesukaran mendapatkannya, dan juga ia merupakan sesuatu yang cukup lama usianya.


Namun begitu kita harus berhati hati agar tidak tertipu dengan mereka yang mengaku memiliki bongkahan fosil kayu, mungkin benar mereka memilikinya atau pun tidak.
Banyak kalangan yang belum sepenuhnya paham dengan Fosil Kayu terkait dengan ”nilai”nya. Bila ditelisik lebih jauh, selain sebagai komoditas, sebenarnya Fosil Kayu memiliki nilai sejarah yang tak ternilai. Bagaimana bisa kita membayangkan sebuah tanaman yang sudah hidup ribuan bahkan jutaan tahun yang lalu. Karena Fosil kayu adalah sisa pohon dari zaman purba yang masih bisa dijumpai pada masa kini dalam bentuk kayu dengan struktur utuh yang telah membatu.

Proses terbentuknya fosil kayu terjadi karena proses mineralization kayu secara kimiawi dan fisika lewat proses waktu yang maha panjang dan selama ribuan bahkan jutaan tahun.
Keberadaan Fosil kayu memang sudah lama terngiang diburu orang untuk dijadikan koleksi karena tampilannya yang khas dan unik. Karena bisa dalam satu fosil warnanya beragam, benda itu kini menjadi benda eksklusif yang layak dikoleksi oleh penggemar fosil kayu.
Fosil kayu mempunyai ciri-ciri seperti kayu pada umumnya makanya mudah diidentifikasi secara kasat mata. Jika dilihat dengan mikroskop, struktur sel-selnya pun mirip sel kayu hidup. Hanya materialnya sudah tergantikan dengan mineral alam dan bukan lagi organik nabati.

Beberapa Varian Fosil Kayu dan Mineral asal Kabupaten Belu


                            Jenis  "Fire Opal" (jenis fosil mineral yang bukan berasal dari tumbuhan)


                                                      Jenis fosil kayu pancawarna



                                         Model beberapa jenis pohon yang telah menjadi fosil


                                                       Jenis "Red Opal" yang langka


                                  Diduga dari batang pohon asam yang telah menjadi fosil

                                       Jenis fosil kayu yang telah mengalami kristalisasi





                                               Beberapa jenis bahan kalimaya timor

                                                               
                                             Dua jenis "Gold Opal" yang amat langka

                                           Jenis Pancawarna asal Kabupaten Belu


Varian varian fosil kayu ini sebetulnya masih sangat banyak di Kabupaten paling timur dari Propinsi Nusa Tenggara Timur ini, hanya saja belum teridentifikasi seluruhnya. Foto – foto di atas, diperoleh dari seorang kolektor batu mulia asal Kabupaten tersebut yang berdomisili di Haliwen, sekitar 2 km dari arah Bandar Udara Adisucipto – Atambua Kabupaten Belu.

Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi para kolektor batu akik ataupun batu mulia Indonesia.
Anda tertarik? silahkan berkunjung ke daerah ini.


Rgds,

Jumat, 17 Juli 2015

BATU MULIA  ASAL  KABUPATEN BELU NUSA TENGGARA TIMUR

Kabupaten Belu adalah sebuah kabupaten di provinsi Nusa Tenggara TimurIndonesia. Kabupaten ini beribukota di Kota Atambua. Memiliki luas wilayah 1.284,94 km², terbagi dalam 12 kecamatan, 12 kelurahan dan 96 desa, termasuk 30 desa dalam 8 kecamatan perbatasan dan terletak di pulau Timor. Pulau Timor memiliki sejarah unik yang diyakini oleh masyarakat setempat bahwa pulau tersebut pernah berada di dasar laut selama ribuan tahun yang lalu, dan muncul kepermukaan sebagai suatu pulau yang menyimpan sejuta misteri pada alamnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan terdapatnya banyak pohon bakau dan fosil laut yang berada di puncak gunung tertinggi di pulau tersebut.
Kota Atambua terletak sekitar 300 m dpl, dengan suhu berkisar antara 27-37 derajat celcius membuat daerah ini cukup hangat. Sekeliling kota Atambua dipagari oleh perbukitan sehingga letak kota Atambua berada dalam sebuah lembah yang luas.  
Letak geografis serta kondisi alamnya yang demikian, tidak mengherankan kalau di kabupaten ini banyak menyimpan misteri alam, diantaranya batu mulia. Trend batu mulia yang sedang melanda masyarakat Indonesia dan masyarakat Internasional menjadikan bisnis batu akik tersebut sangat menguntungkan. Toko-toko yang menjual batu ini semakin menjamur, termasuk toko online. Bahkan banyak penggemar batu mulia yang lebih memilih datang langsung ke lokasi penambangan dan pembuatannya daripada membelinya di toko. Batu mulia dimiliki bukan hanya untuk sekedar prestise, tapi juga investasi. Tak jarang pula yang mempercayai khasiat dari batu – batu mulia tersebut.
Sebagian kita mungkin hanya mengenal sedikit tentang macam-macam batu mulia, padahal di Indonesia sendiri banyak memiliki batu –batuan mulia ini.
Berikut beberapa batu mulia asli kabupaten belu yang memiliki potensi dapat bersaing di dunia perbisnisan batu mulia.
BATU CINCIN KLEWANG BIRU

Batu mulia yang satu ini tergolong  jenis batu yang kekerasannya sangat menakjubkan. Nama Klewang Biru (samurai biru dalam bahasa indonesia) disematkan kepada batu cincin ini karena pada permukaan batu cincin tersebut bila terpapar sinar akan mengeluarkan berkas sinar biru sepanjang permukaan batu tersebut yang mirip sebilah samurai. Batu dengan warna dominan hitam serta memiliki pancaran warna biru gelap ini memiliki corak yang mirip bulu seekor macan tutul, kalau diperhatikan dengan seksama ternyata terdapat molekul – molekul berwarna keemasan yang terdispersi tidak homogen dalam batu tersebut yang menambah keunikan dari batu cincin yang satu ini.
Cerita mengenai batu cincin klewang biru ini masih banyak yang belum mengetahuinya karena belum pernah terekspos dan kebanyakan masyarakat belu sendiri masih belum mengetahui tentang batu yang satu ini. Konon batu cincin ini dahulu kalanya hanya dimiliki oleh para tokoh - tokoh adat yang paling berpengaruh pada saat itu, kemudian raib begitu saja seperti ditelan bumi. Kini muncul kembali saat trend batu mulia mulai merambah ke segala penjuru tanah air. Batu mulia ini menurut keyakinan masyarakat setempat memiliki khasiat dapat memancarkan aura positif dan dapat menetralisir pengaruh – pengaruh negatif disekitarnya serta menambah kewibawaan bagi pemakainya. 




BATU CINCIN FOSIL
Jenis batu mulia yang satu ini memiliki keunikan tersendiri, memiliki corak seperti fosil tetapi terdapat beberapa macam warna yang menyertainya, hampir menyerupai pancawarna, hanya saja batu ini tidak sepenuhnya menyediakan berbagai warna warni seperti pancawarna pada umumnya, tetapi lebih dominan pada salah satu jenis warna saja. Jenis batu yang satu ini pada umumnya mempunyai bentuk gradasi warna yang indah dan mewah dengan gabungan beberapa warna dasar yang sangat khas. Warna-warni yang terkandung di dalam batu mulia ini tergantung dari daerah atau lingkungan dimana batu ini terbentuk. Warna paling umum yang dimiliki batu ini adalah kuning keemasan, coklat, jingga, oranye, merah, biru, ungu, magenta, merah rose, hijau dan hitam.
Keindahan batu ini sudah tidak diragukan lagi, akan semakin menakjubkan manakala saat terpapar sinar yang semakin menambah pendaran dari warna - warna yang terkandung di dalam batu tersebut, bahkan mereka yang baru mengenal batu mulia sekalipun akan tertarik dengan pesona batu yang mampu menghipnotis siapapun yang melihatnya.

Batu mulia jenis inipun baru diekspos saat ini, muncul kepermukaan dengan pesona kecantikan yang sangat menarik dalam meramaikan trend batu mulia Indonesia.







Batu - batu mulia ini baru terlihat di Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Haliwen - Atambua, milik seorang kolektor batu akik di daerah tersebut. Dengan kehadiran serta keindahan yang dimiliki batu - batu mulia khas kabupaten ini, diharapkan suatu saat akan menjadi ikon dari daerah tersebut dalam dunia Batu Akik Mulia di tanah air ini.

Semoga informasi ini akan memberikan manfaat kepada seluruh khalayak ramai penggila/pemburu batu akik mulia di Indonesia.
Anda seorang kolektor batu akik mulia? sebelum kehabisan stock, jangan tunggu lama, segera kunjungi kabupaten paling timur dari Propinsi Nusa Tenggara Timur ini.

 Rgds.